Senin, 05 Maret 2012

3 Kedustaan


Benarkah pernyataan/keyakinan beberapa orang bahwa:
1.       Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa  Sallam pernah melihat Allah ??
2.     Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa  Sallam menyembunyikan sebagian ilmu-ilmu agama sebagai mana diyakini oleh sebagian kalangan dan hanya diberikan pada orang-orang tertentu dikalangan sahabatnya ??
3.      Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa  Sallam mengetahui perkara-perkara ghaib ???
Oleh           : Wayer Haris Sauntiri, S.T
Uraian jawaban terhadap pernyataan-pernyataan di atas adalah merupakan penjabaran dari hadits ‘Aisyah Radiyallahu ‘Anha yang pokok haditsnya akan saya bawakan sebentar lagi Insyaa Allah.
Ketahuilah wahai saudaraku yang di muliakan Allah..., saya katakan bahwa seluruh anggapan di atas adalah sebesar-besar dusta, adapun hal yang mendasari pendapat saya adalah hadits dari ‘Aisyah Radiyallahu ‘Anha berikut:
عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ :قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم: ثَلَاثٌ مَنْ تَكَلَّمَ بِوَ احِدَةٍ مِنْهُنَّ فَقَدْ أَعْظَمَ عَلَى اللهِ الْفِريَةَ. قُالَتْ مَنْ زَعَمَ أَنَّ مُحَمَّدًا صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم رَأَى رَبَّهُ فَقَدْ أَعْظَمَ عَلَى اللهِ الْفِريَةَ. وَمَنْ زَعَمَ أَنَّ مُحَمَّدًا صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم كَتَمَ شَيْأً مِنْ كِتَابِ اللهِ فَقَدْ أَعْظَمَ عَلَى اللهِ الْفِريَةَ. وَمَنْ زَعَمَ أَنَّهُ يُخْبِرُ بِمَايَكُوْنُ فِيْ غَدٍ فَقَدْ أَعْظَمَ عَلَى اللهِ الْفِريَةَ.
“Dari ‘Aisyah r.a ia berkata, Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda: “Ada tiga hal yang barang siapa membicarakan salah satunya (saja), maka ia telah berbuat kedustaan besar atas nama Allah. (Pertama:) “Barang siapa yang mengatakan bahwa Muhammad (pernah) melihat Tuhannya, maka ia telah berdusta besar atas nama Allah.” (Kedua:) “Barang siapa yang menyangka bahwa Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam menyembunyikan sebagian kitab (Ilmu Agama) maka ia telah berdusta besar atas nama Allah”. (Ketiga:) “Barang siapa yang mengatakan bahwa saya mengetahui perkara ghoib, maka ia telah berdusta besar atas nama Allah.” (HR. Bukhari No. 2995, Muslim No. 259, Tirmidzi No. 2994, 3131, 3132 dan 3200 dan Imam Ahmad dalam kitabnya al- Musnad/ Musnad Imam Ahmad bin Hanbal Juz 6 hal. 49, 241 dan 266; Shahih Marfu’)
Anggapan bahwa Nabi Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam pernah melihat Allah, maka sesungguhnya ia telah mendustai Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala berikut:
لا تُدْرِكُهُ الأبْصَارُ وَهُوَ يُدْرِكُ الأبْصَارَ وَهُوَ اللَّطِيفُ الْخَبِيرُ (١٠٣)
“Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedang Dia dapat melihat segala yang kelihatan; dan Dialah yang Maha Halus lagi Maha mengetahui.” (QS. Al- An’am: 103).
وَمَا كَانَ لِبَشَرٍ أَنْ يُكَلِّمَهُ اللَّهُ إِلا وَحْيًا أَوْ مِنْ وَرَاءِ حِجَابٍ أَوْ يُرْسِلَ رَسُولا فَيُوحِيَ بِإِذْنِهِ مَا يَشَاءُ إِنَّهُ عَلِيٌّ حَكِيمٌ (٥١)
“Dan tidak mungkin bagi seorang manusiapun bahwa Allah berkata-kata dengan Dia kecuali dengan perantaraan wahyu atau dibelakang tabir* atau dengan mengutus seorang utusan (malaikat) lalu diwahyukan kepadanya dengan seizin-Nya apa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Tinggi lagi Maha Bijaksana” (QS. Asy- Syuro’: 51).
*) Di belakang tabir artinya ialah seorang dapat mendengar kalam Ilahi akan tetapi dia tidak dapat melihat-Nya seperti yang terjadi kepada Nabi Musa a.s.
Kemudian anggapan bahwa Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam, menyembunyikan sebagian kitab (Ilmu), dan hal ini di yakini oleh sebagian kalangan bahwa Nabi Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam, hanya mengajarkan ilmu-ilmu tertentu pada sebagian Sahabatnya seperti Ali bin Abi Thalib Radiyallahu ‘Anhu, maka sesungguhnya ia telah berbuat kedustaan sebagaimana yang disebutkan dalam hadits di atas apapun alasan nya. Selain itu, dengan keyakinan bahwa Nabi hanya mengajarkan sebagian ilmu pada sebagian sahabatnya maka sesungguhnya ia telah mendustakan firman Allah berikut:
يَا أَيُّهَا الرَّسُولُ بَلِّغْ مَا أُنْزِلَ إِلَيْكَ مِنْ رَبِّكَ وَإِنْ لَمْ تَفْعَلْ فَمَا بَلَّغْتَ رِسَالَتَهُ وَاللَّهُ يَعْصِمُكَ مِنَ النَّاسِ إِنَّ اللَّهَ لا يَهْدِي الْقَوْمَ الْكَافِرِينَ (٦٧)
“Hai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu. dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu tidak menyampaikan amanat-Nya. Allah memelihara kamu dari (gangguan) manusia[430]. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir.” (QS. Al- Maaidah: 67)
Ayat ini dengan jelas menegaskan bahwa Allah memerintahkan Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam untuk menyampaikan semua hal dari Nya, tanpa terkecuali, bila tidak, maka Rasulullah termasuk yang menghianati Risalah kenabian nya, sehingga semakin jelaslah sangkaan bahwa Nabi Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam menyembunyikan sebagian ilmu dari al- Qur’an adalah sangkaan batil dan jauh dari kebenaran.
Ctt: Adapun makna al- Kitab yang banyak disebutkan di dalam al- Qur’an dan al- Hadits, oleh para ulama’ ditafsirkan sebagai kitabullah (al- Qur’an) dan al- Hadits, sebagaimana yang disebutkan dalam sebuah hadits Shahih, bahwa Nabi Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: “Sesungguhnya telah diturunkan kepadaku al- Qur’an dan yang semisal dengan itu” dan yang dimaksud dengan yang semisal dengan itu adalah Hadits Nabi Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam, yang tentunya harus berderajat sah (Shohih dan Hasan) adapun bagi hadits yang selain nya (Tidak Sah/ Palsu, dha’if, mungkar dan lain-lain harus kita jauhi, terlebih lagi bagi hadits-hadits palsu wajib kita ingkari dan tinggalkan.
Anggapan bahwa Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam, dapat melihat dan mengetahui perkara-perkara ghaib, sebagai mana diyakini oleh sebagian golongan maka sesungguhnya ia telah berbuat kedustaan besar atas nama Allah, sebagaimana firman Allah Azza wa Jalla:
قُلْ لا يَعْلَمُ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ الْغَيْبَ إِلا اللَّهُ وَمَا يَشْعُرُونَ أَيَّانَ يُبْعَثُونَ (٦٥)
“Katakanlah: "Tidak ada seorangpun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang ghaib, kecuali Allah", dan mereka tidak mengetahui bila mereka akan dibangkitkan.” (QS. An- Naml: 65)
Kemudian melengkapi penjelasan mengenai masalah ini, ada sebagian kalangan yang mengklaim dirinya dapat menangkap dan menguasai jin, maka sesungguhnya ia telah mendustai Rasulullah dan apa-apa yang diturunkan kepadanya.
Beliau memang pernah menangkap jin 'Ifrit ketika menggoda shalat beliau. Namun itupun dilepaskan kembali, karena beliau teringat bahwa kemampuan tersebut hanya merupakan mu'jizat Nabiyyullah Sulaiman Alaihissallam .
عن أَبِى هُرَيْرَةَ يَقُولُ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ عِفْرِيتًا مِنْ الْجِنِّ جَعَلَ يَفْتِكُ عَلَيَّ الْبَارِحَةَ لِيَقْطَعَ عَلَيَّ الصَّلَاةَ وَإِنَّ اللَّهَ أَمْكَنَنِي مِنْهُ فَذَعَتُّهُ فَلَقَدْ هَمَمْتُ أَنْ أَرْبِطَهُ إِلَى جَنْبِ سَارِيَةٍ مِنْ سَوَارِي الْمَسْجِدِ حَتَّى تُصْبِحُوا تَنْظُرُونَ إِلَيْهِ أَجْمَعُونَ أَوْ كُلُّكُمْ ثُمَّ ذَكَرْتُ قَوْلَ أَخِي سُلَيْمَانَ رَبِّ اغْفِرْ لِي وَهَبْ لِي مُلْكًا لَا يَنْبَغِي لِأَحَدٍ مِنْ بَعْدِي فَرَدَّهُ اللَّهُ خَاسِئًا. رواه البخاري ومسلم وغيرهما واللفظ لمسلم.
"Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu, ia berkata, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Sesungguhnya 'Ifrit, dari bangsa jin, tadi malam tiba-tiba datang kepadaku –atau beliau mengatakan kalimat semacam itu- untuk memutuskan shalatku. Tetapi Allah memberikan kemampuan kepadaku untuk mengatasinya, maka aku mencekiknya. Sungguh aku (tadi malam) ingin mengikatnya di salah satu tiang masjid, sehingga ketika pagi kalian semua dapat melihatnya. Kemudian aku teringat perkataan saudaraku, yaitu Nabi Sulaiman: 'Ya Rabbi, ampunilah aku dan anugerahkanlah kepadaku kekuasaan yang tidak layak dimiliki oleh siapapun sesudahku,' maka Allahpun melepaskan (dalam riwayat lain: maka Nabipun melepaskan) 'Ifrit dalam keadaan terhina" [HR al Bukhari no. 461, Fat-hul Bari, Ibnu Hajar, Juz I hal. 554, dan Muslim, al- Minhaj Syarh Shahih Muslim karya Imam an- Nawawi, Tahqiq Khalil Ma'mun Syiha, Juz. V hal. 31-32, dan lain-lain. Lafazh ini milik Muslim.].
Demikianlah penjelasan beberapa subhat-subhat yang berkembang ditengah masyarakat dan semoga dapat menjadi bayan bagi kita semua untuk meninggalkan hal-hal yang meragukan dan kembali pada hal yang telah benar-benar jelas dari sisi pendalilan dan hujjah.
Wallahu Ta’ala A’lam bish Showaab.
Kendari,                                 Kamis, 16 Februari 2012 /23 Rabiul Awwal 1433 H
Di Murojaah Kembali           Ahad,  19 Februari 2012/26 Rabiul ‘Awwal 1433 H
Maraji:
1.       Shahih Bukhari
2.     Shahih Muslim
3.      Fathul Baary Syarh Sahihil Bukhari; al- Hafidz Ibnu Hajar al- Asqalaniy al- Misri asy- Syafi’i
4.     Al- Minhaj Syarh Shahih Muslim; Imam an- Nawawi asy- Syafi’i
5.      Software Hadith Viewer Ver. 1.81; al- Akh Jamaal ‘Abdul Nasheer
6.      Al- Qur’anul Kariim dan Terjemahannya.
7.      Artikel Lain yang relefan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar